SELAMAT DATANG DI WIHARTOYO BANJARNEGARA WEBBLOG

Sahabat Terbaik

Sahabat...
Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan
Dan dia  menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam  Persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan Sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari Persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika  kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya Persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
By.Khalil Gibran

Kamu Yang Terbaik....

Melani Putri....



Edelwies...


Ndok...

www.facebook.com/emma.cieeehem
Ema - Pontianak Kalbar


Nur Mey...
Pelangi bawahlah diriku pergi cari
Carikan cinta sejati dan ku simpan dalam hati

Wajahmu selalu hadir disini
Tetaplah hadir disini walaupun hanya dalam mimpi
Senyumu cerahkan hati gelapku
Indahkan pandangan cinta
Ku saat kau disini

Dan biarkan teruslah ku mencoba
Biarkan terus ku mencoba
Menjadi milikmuh
Walau itu sungguh jauh

Reff:

Pelangi bawahlah diriku pergi cari
Carikan cinta sejati dan ku simpan dalam hati
Hanya kau yang sanggup menenangkan hatiku
Cerahkan indah duniaku
Saat kau disini

Wajahmu selalu hadir disini
Tetaplah hadir disini walaupun hanya dalam mimpi
By.Noah

SEJARAH KABUPATEN BANJARNEGARA

Sejarah Banjarnegara

Kabupaten Banjarnegara, adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibukotanya adalah Banjarnegara. Secara astronomi, Kabupaten Banjarnegara terletak diantara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di Utara, Kabupaten Wonosobo di Timur, Kabupaten Kebumen di Selatan, dan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di Barat.

Geografi

Bentang alam berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis, wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

[sunting] Topografi

Topografi wilayah ini sebagian besar (65% lebih) berada di ketinggian antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara rinci pembagian wilayah berdasarkan topografi.
Sungai Serayu mengalir menuju ke Barat, serta anak-anak sungainya termasuk Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sumber irigasi pertanian.
Wilayah kabupaten Banjarnegara memiliki iklim tropis, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun, serta suhu rata-rata 20°- 26° C.

Transportasi

Banjarnegara dilalui jalan provinsi yang menghubungkan antara Banyumas dengan Magelang dan Semarang. Klampok merupakan persimpangan jalur menuju Purbalingga dan Banyumas. Selain itu terdapat jalan provinsi yang menghubungkan Banjarnegara dengan Batang, melintasi Dataran Tinggi Dieng.
Angkutan bis antarkota yang melewati Banjarnegara antara lain adalah jurusan Solo-Bawen-Wonosobo-Purwokerto, Semarang-Bawen-Wonosobo-Purwokerto, Wonosobo-Banjarnegara-Bandung, Wonosobo-Banjarnegara-Banyumas serta Banjarnegara-Jakarta.
Alternatif lain adalah menggunakan jasa angkutan travel yg antara lain dilayani adalah Jakarta-Purwokerto-Banjarnegara-Wonosobo; Bandung-Purwokerto -Banjarnegara-Wonosobo; Purwokerto-Banjarnegara-Semarang; Purwokerto-Banjarnegara-Yogya; Purwokerto-Banjarnegara-Semarang-Surabaya
Alternatif angkutan didalam kota Banjarnegara adalah menggunakan Angkutan Kota (Angkot),Becak, Dokar (Kereta kuda).

Sejarah

Karena berjasa kepada Pemerintah Mataram dalam Perang Diponegoro, R. Tumenggung Dipayudha IV diusulkan oleh Pakubuwono VII menjadi Bupati Banjar pada tanggal 22 Agustus 1831 (sebelumnya status Bupati Banjar telah dihapus). Waktu itu ibukota kabupaten berada di Banjarmangu. Meluapnya Sungai Serayu dinilai sebagai kendala yang menyulitkan transportasi dengan ibukota Kasunanan Surakarta, sehingga ibukota kabupaten akhirnya dipindahkan ke lokasi yang baru di sebelah selatan sungai, dengan nama Banjarnegara (Banjar: sawah; Negara: kota).
Tumenggung Dipayudha menjabat sebagai bupati hingga tahun 1846, dan pengganti Bupati Banjarnegara selanjutnya adalah:
  • R. Adipati Dipadiningrat (1846-1878)
  • Mas Ngabehi Atmodipuro (1878-1896)
  • Raden Mas Jayamisena (1896-1927)
  • Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro (1927-1949)
  • R. Sumitro (1949-1960)
  • R. Mas Soedjirno (1960-1967)
  • R. Soedibjo (1967-1973)
  • Drs. Soewardji (1973-1980)
  • Drs. H. Winarno Surya Adisubrata (1980-1986)
  • H. Endro Soewarjo (1986-1991)
  • Drs. H. Nurachmad (1991-2001)
  • Drs. H. Djasri, MM - Drs. Hadi Supeno. MSi(2001 - 2006)
  • Drs. H. Djasri, MM - Drs. Soehardjo (2006-2011) sebagai pasangan bupati - wakil bupati banjarnegara yang terpilih pertama kali melalui pilkada.


 LOGO KABUPATEN BANJARNEGARA

Sejarah Lambang Banjarnegara
Tanggal 17 Agustus 1967 merupakan tanggal bersejarah bagi rakyat Banjarnegara yang ditandai pembukaan selubung Lambang Daerah Kabupaten Banjarnegara oleh Bupati Banjarnegara ke-7, M.Soedjirno, di ruang sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong (DPRDGR), setelah disyahkan DPRDGR Kabupaten Banjarnegara 11 Agustus 1967. LAMBANG Daerah itu "diukir" oleh panitia khusus DPRDGR, ditambah gambar dari pemenang kedua dan pemenang harapan "Sayembara Lambang". terdiri dari: R. soenardi (Ketua merangkap anggota), Moh. Kosim (Wakil ketua merangkap anggota), Soetarno (anggota), dan Soedijono Tjokrosapoetra (anggota), dan Marchaban Mangunhardjo (anggota). Panitia khusus tersebut dibentuk berdasarkan Surat Keputusan DPRDGR Banjarnegara No. 145/17/DPRDGR-66 tertanggal 9 Desember 1966.
Makna Lambang Daerah
Lambang Daerah Kabupaten Banjarnegara secara resmi ditetapkan dalam Peraturan Daerah tanggal 21 Januari 1969. Kemudian diundangkan pada 31 Desember 1972 dan dimuat pada LD Jawa Tengah seri C 1973 No. 11.
Bentuk dan Warna
Bentuk pokok lambang daerah menyerupai sebuah perisai dengan seutas selendang dibawahnya. Perisai berwarna dasar hijau dengan pelisir membingkai berwarna kuning. Apabila dicermati maka terdapat 13 macam benda alam atau buatan yang ditata artistik.
  1. Bangun persegilima yang bagian kiri-atas dan kanan-bawah berwarna merah, sedangkan kanan-atas dan kiri-bawah berwarna putih;
  2. Setangkai padi berisi 17 bulir berwarna kuning emas;
  3. Delapan tangkup kapas berwarna putih;
  4. Sebuah bintang bersegi lima berwarna kuning emas;
  5. Sebatang pohon beringin yang berdaun hijau, memiliki 8 akar gantung, dan 5 akar bawah berwarna coklat;
  6. Sebuah keris tanpa luk berwarna hitam;
  7. Deretan pegunungan berwarna biru muda;
  8. Belantara hutan berwarna hijau;
  9. Syphon atau suling saluran air berwarna hitam dengan 6 cincin pembagi saluran atas 7 bagian/ruas;
  10. Petak persawahan yang berundak-undak berwarna coklat;
  11. Sungai serayu yang mengalir berwarna biru muda dengan tiga jalur gelombang berwarna putih;
  12. Selendang didalam badan perisai yang menghubungkan padi-kapas dengan tulisan BANJARNEGARA;
  13. Selendang dibawah perisai bertuliskan: Wani Memetri R ahayuning Praja.
Makna semiotik
cover buku putih
  1. Perisai dan keris yang merupakan persenjataan umum dimasa perjuangan melambangkan jiwa kepahlawanan dan watak kesatria masyarakat Banjarnegara;
  2. Persegilima berdiri tegak melambangkan konsistensi kepribadian Pancasila;
  3. Bintang bermakna keyakinan keagamaan yang mendalam dan kuat;
  4. Pohon beringin melambangkan kemanunggalan dan persatuan pemerintah dan rakyat;
  5. Banjar persawahan dan Syphon saluran air melambangkan potensi alam pertanian dan daya cipta kreativitas khas yang dikandung oleh kearifan lokal kebudayaan rakyat Banjarnegara;
  6. Pegunungan dan belukar hutan merupakan ciri topografi alam Banjarnegara yang menyimpan aneka sumber kekayaan dan merupakan sumber kehidupan rakyat;
  7. Sungai Serayu merupakan rupa bumi alam yang membelah sepanjang wilayah eks karesidenan Banyumas berhulu di Banjarnegara.  Serayu merupakan anugerah yang memberi  inspirasi bagi pembangunan di 3 sektor: pertanian, perikanan, dan industri.
  8. Bidang tanah hijau tempat pohon beringin tegak melambangkan kesuburan tanah dan alam Banjarnegara;
  9. Bidang warna merah-putih melambangkan bahwa Banjarnegara merupakan bagian dari, dan wilayah perjuangan NKRI;
  10. Perisai berpelisir keemasan dan gambar padi kapas pada selendang bertulis Banjarnegara, mengkiaskan masa depan kejayaan bagi rakyat Banjarnegara yang adil dan mamur dibawah lindungan Tuhan YME.
  11. Sesanti: Wani Memetri Rahayuning Praja merupakan tambahan penyempurnaan lambang daerah berdasarkan Keputusan DPRD Nomor 003.3/4 tanggal 1 Juli 1981. Surya sengkala diatas berwatak angka 1381 atau menandakan hari kelahiran Kabupaten Banjarnegara tahun 1831 masehi. Makna sesanti tersebut kira-kira, segenap rakyat Banjarnegara berkebulatan tekad melestarikan kemakmuran menuju kebahagiaan lahir dan bathin bagi rakyat dan pemerintahannya.
 Lambang daerah ini merupakan hasil pemenang sayembara. Kemudian pada tanggal 21 Januari 1969 ditetapkan oleh DPRD Gotong Royong yang diketuai SM. Abu Hanifah dengan persetujuan Bupati Banjarnegara (Letkol) R. Soedibyo. Tiga tahun berselang pada 31 Desember 1972 semasa Sekretaris daerah Zaelani Peraturan Daerah mengenai lambang daerah banjarnegara diundangkan sekaligus dibuatkan petunjuk teknis pemasangan dan penggunaan lambang. (*)